Kisahku
Bermula setamat kuliah dari Sebuah universitas Negeri, aku melihat fenomena yang sangat miris, karena ratusan tamatan jurusanku, jurusan kimia berjubelnya dimana-mana, antri melamar kerja dan test PNS.
Akupun ikut tes di Muaro Bulian waktu tahun 2000, nilaiku termasuk Top. Namun dikalahkan oleh hal lain, lawanku adalah orang pribumi. Aku bisa lulus jika aku punya uang 25 juta.
Saat kukatakan dengan ayahku maka dia berkata," Ambil saja ruko di pasar dan berjualanlah dengan modal sebanyak itu, jika ayah punya."
Dalam hatiku, timbul rasa salut dengan prinsip dan kepribadian ayahku, sangat idealis untuk hal begituan. Bagiku itu wajar karena beliau adalah anak dari salah seorang ahli nahwu shorof di Sungai penuh, kota Kelahiranku.
Instrospeksi diri
Aku merenung. Begitu mahal kah harga PNS di mata orang-orang? Ataukah memang para sarjana diproduksi untuk menjadi PNS saja? Tidak adakah yang lain? Sehingga sanggup membayar mahal untuk menjadi PNS?
Tahun berikutnya aku ikut Tes PNS di sebuah tempat. Dan jelas nama yang dikirim dari Jakarta tidak sama. Ada tipe X atas namaku.
Makin sadar aku bahwa mungkin disini bukan tempatku sehingga aku melanglang buana mempelajari agama dan mengajak semua orang untuk belajar bersama.
Ngajar di ponpes
Sampailah tubuh terdampar di pesisir selatan mengabdi pada sebuah pesantren. Belajar dan mengajar di sana.
Atas inisiatifku membuat kurikulum yang mempersingkat waktu belajar di SD. Empat tahun untuk SD dan tahun ke lima sudah belajar pelajaran SMP. Pembelajaran berbasis mata pelajaran yang di ujiannasionalkan.
Pelajaran agama diberikan kepada pesantren, seni dan olahraga diklasifikasikan kepada jenis olahraga dan keseniannya. Lintas jenjang. Hanya pelajaran umum yang diuji secara nasional dipelajari 4 jam sehari.
Masuk jam 08.00-12.00 dengan dua mata pelajaran sehari dengan penekanan tahun 1 dan 2 adalah BTH selanjutnya kelas 3-4 adalah penekanan pada mata pelajaran. Buktinya anak kelas 4 mampu bersaing dengan kelas 5 dalam cerdas cermat.
Gaji ngajar di pondok
Lalu ditanya gaji? Waktu itu kami dibayar 1,4 juta. Makan dan lainnya ditanggung pesantren.waktu itu UMR pesisir masih 600 ribu. Cukup berat untuk pesantren yang baru berkembang dengan murid awal cuma 10 orang. Namun setahun berjalan, santri mencapai 250-an.
Pengabdianku di pesantren berakhir 2005. Januari 2005
Gaji honorer kok kecil?
Mulailah aku honor di sebuah sekolah negeri. Honornya 200 ribu sebulan. Waktu itu UMK adalah 750 ribu. Sangat jauh.
Intinya sangat jomplang gaji guru honorer dengan buruh pabrik.
Lalu dimana letak salahnya? Jika memang dana bos bisa diambil 50% untuk honor guru. Kenapa tidak langsung dikelola oleh pusat? Pada tahun ajaran 2023/2024, jumlah sekolah dasar (SD) di Indonesia adalah 148.758 sekolah. SD merupakan jenjang pendidikan dengan jumlah sekolah terbanyak di Indonesia.
Berikut adalah jumlah sekolah di Indonesia berdasarkan jenjang pendidikan pada tahun ajaran 2023/2024:
Taman kanak-kanak (TK): 93.385 unit
Sekolah raudatul athfal (RA): 31.049 unit
Madrasah ibtidaiyah (MI): 26.503 unit
Sekolah menengah pertama (SMP): 41.986 unit
Madrasah tsanawiyah (MTs): 19.150 unit
Sekolah menengah atas (SMA): 14.236 unit
Sekolah menengah kejuruan (SMK): 14.265 unit
Madrasah aliyah (MA): 9.827 unit
Jika kita hitung untuk pendidikan dasar SD dan SMP lebih 190 ribu buah. Jika SD diratakan murid 50 orang dan SMP 90 orang maka jumlah uang bos 6.991.626.000.000+4.198.600.000.000 maka akan ada dana 11 trilyun lebih. 50% dari 11 trilyun adalah 5,5 trilyun dan jumlah guru honorer yang terdata tahun 2024 adalah 800.000 maka setahun guru honorer bisa digaji Rp 6.875.000 per guru, Rp 572.920 per bulan. Masih jauh dari UMK kerinci 3,290.200. Namun pasti diterima oleh guru honorer yang mengajar. Walaupun kecil ada yang bisa mereka harapkan dan juga mengurangi kegaduhan di sekolah tentang kegunaan uang bos ini. Wallahu alam bis showab!
*)
Posting Komentar